Jumat, 31 Desember 2010

TAHUN YANG PENUH KENANGAN

Tahun 2010 menyimpan banyak kenangan bagi perjalanan hidap saya selama ini. Suka duka, kebahagian dan sedih, telah menorehkan bekas yang begitu mendalam, bukan hanya susah dan tidak mungkin untuk dilupakan, tetapi telah ikut membentuk lekak lekuk warna hidup saya pada tahun-tahun yang akan datang.

Ditahun 2010, tepatnya 23 Agustus 2010, ayah saya yang tercinta, Bapa Agus Anton, pergi meninggalkan kami sekeluarga, untuk selama-lamanya. Tanpa tanda-tanda dan sakit yang mengkwatirkan, Bapa yang tercinta menghadap Sang Pencipta. Begitu cepat ajalNya datang.

Perasaan sedih, terpukul, galau, terguncang berkecamuk dalam hati saya. Tidak ada alasan yang tepat bagi saya pada saat-saat yang sangat mengguncangkan itu, untuk secara wajar menerima kenyataan ini. Namun dengan dukungan doa dan perhatian yang begitu besar dari keluarga besar dan teman-teman, perlahan-lahan, realitas itu mulai dapat diterima. Walaupun sebenarnya, saya masih memiliki utang kepada Bapa yang tercinta, karena tinggal beberapa bulan lagi, saya akan menikah.

Bapa yang sangat kami sayangi, ternyata tidak dapat mengikuti hari kebahagiaan saya. Tidak dapat merasakan kebahagiaan disaat saya, anak sulungnya akan menikah. Namun saya percaya, Tuhan memiliki rencana yang terindah bagi saya, istri saya, ibu saya (Vero Hadiah), adik-adik saya dan bagi Bapa sendiri.Bahwa kematian bukan akhir dari segalanya, tetapi awal dari kehidpan kekal bersama Tuhan di surga. Selamat jalan Bapa Agus Anton, doa kami menyertaimu. Jangan lupa Bapa juga berdoa buat kami semua yang ditinggalkan.

Tepatnya tanggal 13 November 2010, saya dan istri saya tercinta, Maria Pujiastuti mengikrarkan janji pernikahan di Gereja Matius, Ciledug, Bintaro, Jakarta. Dihadapan Allah, dengan disaksikan oleh Pastor Petrus, orang tua, adik-adik, saudara dan kenalan, saya mulai memasuki babak baru dalam kehidupan saya. Saya secara resmi menikah menurut ajaran Gereja Katolik, menjadi seorang suami.

Walaupun dengan perasaan yang sangat sedih, karena Bapa Agus Anton sudah tidak ada, namun perasaan haru dan bahagia juga meliputi hati saya. Saya mulai menapaki perjalana hidup berumah tangga. Panggilan untuk hidup berkeluarga mulai saya jalani bersama dengan istri saya yang tercinta, Maria Pujiastuti. Tuhan telah menghadirkan Maria Pujiastuti sebagai istri saya. Terima kasih Tuhan.

2011 mulai datang. Lembaran baru dalam kehidupan sayapun mulai ditebarkan. Mudah-mudahan pengalaman dan kenangan ditahun 2010 menjadi spirit bagi saya untuk m

engarungi tahun 2011. Terima kasih yang tidak terhingga kepada Tuhan, atas anugrah dan berkat yang telah dilimpahkan selama ini. Buat Almarhum Bapa Agus Anton, terima kasih yang tak terhingga,semoga Bapa bahagia di surga bersama Tuhan Yesus. Untuk Ibu Vero Hadiah yang tersayang, dari lubuk hati yang terdalam, kuucapkan terima kasih. Selama 9 bulan saya dikandung, dilahirkan, disusui dan di sayangi sampai sekarang dan seterusnya, menjadi roh bagi saya untuk selalu sayang dan bersujud kepadaMu.

Buat istriku Maria Pujiastuti yang tercinta, terimalah kasih dan cintaku selamanya. Terima kasih saya lantunkan, karena bersedia menjadi istri saya. Buat Keluarga Bapa Soejono, Bapa Mama mertuaku yang terkasih, terima kasih banyak, karena telah menerima saya menjadi salah satu anggota keluarga Bapak Soejono. Untuk adik-adikku, Sely, Helin, Wim dan Yoan, terima kasih telah memberikan dukungan dan doa bagi saya selama ini. Buat Adik-adik iparku Siam dan Helmy, terima kasih telah manjadi anggota keluarga besar kami, keluarga Bapa Agus Anton. Buat ponakan-ponakanku, Sandro,Tiara dan Adith, terima kasih telah senyum dan tertawa bahagia bersama Om Fani.

Tahun 2010 adalah tahun yang penuh kenangan. Selamat memasuki tahun 2011, semoga berkat dan kasih Tuhan selalu menyertai kita semua.

31 Desember 2010, pkl.22.30
Perumahan Alam Asri Media, Pesanggrahan, Bintaro, Jakarta,

Rabu, 23 Juni 2010

KARYAWAN dan PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN


Perkembanagan dunia usaha yang semakin kompetitif, memaksa para pemimpin perusahaan untuk selalu memanfaatkan aset atau sumber daya yang ada dalam perusahaannya secara maksimal. Pemanfaatan sumber daya yang ada secara maksimal, diharapkan mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal pula.

Salah satu sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan adalah karyawan/tenaga kerja. Keberadaan karyawan dalam perusahaan akan sangat menentukan maju tidaknya sebuah perusahaan. Fungsi dan peran karyawan dalam perusahaan, tidak lagi hanya sebagai pelengkap atau bahkan beban bagi perusahaan. Tetapi karyawan merupakan aset yang penting dalam proses produksi atau proses usaha bagi sebuah perusahaan.

Dalam beberapa dekade sebelumnya, keberadaan karyawan dalam perusahaan dianggap sebagai alat produksi.Akibat dari paradigma tersebut, manajemen selalu menempatkan karyawan sebagai beban. Sehingga, segala pengeluaran yang berhubungan dengan karyawan, selalu dicatat sebagai biaya.

Namun dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin cepat, serta peningkatan daya saing karyawan yang semakin kompetitif, kehadiran karyawan tidak lagi dianggap sebagai beban atau biaya, tetapi sudah merupakan bagian dari aset perusahaan.

Fenomena persaingan bisnis yang semakin kompleks, telah menuntut perusahaan untuk selalu meningkatkan daya saing. Salah satu terobsan yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya adalah dengan meningkatkan kemampuan dan kompetensi (Competency) karyawan (masalah kompetensi ini akan dijelaskan kemudian).

Karena karyawan merupakan salah satu aset perusahaan, mutlak bagi mamajemen untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi karyawan.Perusahaan tidak lagi hanya mengandalkan pada sumber daya keuangan (financial) sebagai satu-satunya prasyarat untuk menigkatkan daya saing perusahaan.

Berbagai macam cara untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi karyawan, antara lain, dengan memberikan berbagai macam pelatihan (training)baik internal (in house training) maupun pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh pihak luar perusahaan (exsternal training) atau juga dengan meningkatkan pemanfaatan teknologi dan sebagainya.

Selain usaha-usaha di atas, yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana merawat karyawan agar karyawan memiliki rasa memiliki perusahaan. Loyalitas karyawan terhadap perusahaan, tidak hanya dilihat dari lamanya karyawan tersebut bekerja, tetapi juga bagaimana sikap dan komitmen karyawan untuk bekerja semaksimal mungkin dan sepenuh hati bagi kemajuan perusahaan. BERLANJUT

Rabu, 16 Juni 2010

SEMUA ITU PASTI ADA HIKMANYA


Beberapa hari terakhir jagat hiburan di tanah air dihebokan oleh tersebarnya video porno, yang pelakunya mirip artis-artis papan atas. Rimba raya ibu pertiwi menjadi gempar. Hujatan, cemoohan bahkan kutukan sumpah serapah ditumpahkan kepada pelaku dan penyebar video tersebut. Semua gunda gulana kekesalan meruak tak terbendung. Sejumlah daerah mencekal pelaku-pelaku tersebut, bahkan meminta untuk mencabut status kependudukannya (sebuah sikap yg sangat berlebihan).

Sangat dimaklumi akan kemarahan,kekesalan dan segala sumpah serapah terhadap peristiwa tersebut. Sementara itu, media masa dan gosip-gosip infoteiment bagaikan mendapat durian runtuh. Materi berita yang sungguh luar biasa responsnya dari masyarakat, membuat para juru warta berita gosip bekerja tiada henti.Memburu para pelaku video tersebut, sebagai sumber berita utama merupakan sebuah keharusan, apapun caranya. Etika jurnalistik menjadi samar fungsinya, tak kala sumber berita susah didapat.

Entah siapa yang benar dan apa motivasi diedarkannya video tersebut. Satu hal yang pasti harus kita renungkan, yang mungkin dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita semua, bahwa segala sesuatu yang kita lakukan di muka bumi ini pasti ada akibatnya. Hikma, merupakan ejahwanta dari setiap desah nafas yang kita salurkan. Apa yang kita tanam, akan kita petik hasilnya. Tuaian pasti kita peroleh, karena tebaran yang kita buat. Siapapun yang ada dalam video tersebut, apapun yang telah dilakukannya, merupakan ujian, bukannya hanya buat mereka, tetapi juga buat seluruh penghuni alam semesta ini. Janganlah lidahmu menjadi pisau bagi orang lain, karena nanti bisa mengiris lidahmu sendiri.

Rabu, 26 Mei 2010

PEMIMPIN, YANG MUDA YANG BERKUASA, MELAYANI BUKAN DILAYANI



Terpilihnya Anas Urbaningrum (AU) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (Ketum PD), telah menorehkan wajah baru dalam gelanggang kepemimpinan masa depan di tanah air. AU yang berusia 41 tahun mampu merobohkan tradisi-tradisi pemilihan partai politik besar di tanah air, yang selama ini selalu didominsi oleh elit-elit partai yag sudah uzur.

AU mampu meruntuhkan keanggunan para elit uzur di partai-partai poltik, akan keberadaan mereka untuk selalu ingin tampil menjadi ketua partai politik. Sekaligus AU dengan sangat elegan menyemburkan semangat dan harapan bagi generasi muda di tanah air, bahwa kepemimpinan bagi kaum muda (kurang dari 45 tahun) tidaklah tersumbat.

Seorang pemimpin harus memiliki berbagai persyaratan, antara lain; integritas, komitmen dan tanggung jawab terhadap tugas, kompetensi dan kematangan intelektual dan emosional. Kematangan emosiolan ini termasuk di dalamnya adalah kematangan spritual. Sebuah sikap rendah hati, santun, bijaksana, dan selalu berempati terhadap yang dipimpin.


Dalam menghadapi tantangan global, kaum muda,sebagai calon-calon pemimpin di masa depan, harus memiliki persyaratan-persyaratan tersebut. Kaum muda harus mampu menciptakan spirit kepemimpinan yang berkarakter. Harus mampu, tidak hanya menjawab tantangan jaman, tetapi juga menciptakan tantangan jaman.

Panggung politik Indonesia selama reformasi telah menyisahkan berbagai persoalan. Salah satu penyebabnya adalah kurang pedulinya para pemimpin bangsa ini terhadap nasib rakyatnya. Para pemimpin hanya sibuk berfungsi sebagai pekerja,pelaksana dan
memenuhi kewajibannya. Para pemimpin tidak lagi berperan sebagai pelayan, sebuah karakter dasar seorang pemimpin.

Dalam menjawab tantangan bangsa tersebut, calon pemimpin muda harus mampu bersikap dan bertindak sebagai pemimpin. Karatkter melayani, bukan dilayani.

Selasa, 25 Mei 2010

KARYAWAN dan MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN


Maju dan berkembangnya sebuah perusahaan, tidak lagi hanya tergantung pada pemilik modal, manajemen maupun infrastruktur perusahaan. Salah satu faktor yang menentukan maju dan berkembangnya perusahan adalah karyawan.

Dalam beberapa kasus (perusahaan), karyawan kadang dianggap sebagai bagian yang tidak terlalu penting. Karyawan bahkan ditempatkan sebagai beban yang dapat menimbulkan biaya yang tidak perlu bagi perusahaan. Akibatnya, perusahaan menjadi sangat sensitif terhadap keberadaan karyawan apalagi berusaha untuk meningkatkan kompetensi karyawan.

Perusahaan kadang enggan meningkatkan kapasitas atau kompetensi karyawan, karena dianggap hanya akan membuang-buang biaya perusahaan yang tidak perlu. Perusahaan tidak lagi menganggap bahwa meningkatkan kompetensi karyawan berarti akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Dalam kasus lain, karena karyawan bukan lagi dianggap sebagai asset perusahaan, maka perusahaan tidak lagi terlalu mempertimbangkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Perusahaan tidak terlalu empati terhadap keluar masuknya karyawan. Ditambah lagi dengan kondisi sosiologis masyarakat pencari kerja di Indonesia yang jumlahnya kian tahun kian bertambah(jumlah pengangguran yang semakin bertambah), menjadi pembenaran bagi perusahaan untuk tidak mau secara matang mempertahankan seorang karyawan, jika karyawan tersebut hendak resign.

Anggapan perusahaan bahwa pencari kerja jumlahnya berlipat jika dibandingkan dengan seorang karyawan hendak resign. Kasus-kasus diatas sebenarnya cerminan sebuah kebijakan yang gagal dari perusahaan. Perusahaan salah dalam menempatkan karyawan.

Dalam konteks Change Manajemen (Manajemen Perubahan), karyawan merupakan salah satu faktor penentu dalam mengukur maju mundurnya sebuah perusahaaan. Keberadaan karyawan bukan lagi sebagai beban atau komponen biaya, tetapi sebagai asset.

Adalah menjadi sebuah kerugian bagi sebuah perusahaan, jika seorang karyawan mengundurkan diri atau resign. Apalagi jika perputaran karyawan atau turn offer karena resign prosentasenya menjadi sangat tinggi. Perusahaan berada dalam kondisi tidak stabil, jika misalnya setiap bulan ada saja karyawan yang resign. Berarti ada yang salah dari manajemen perusahaan dalam mengelola karyawan dan perusahaannya secara keseluruhan.

Dalam melihat kondisi tersebut, perusahaan harus lebih mawas diri dan wise, dalam melihat persoalan tersebut. Perusahaan harus dengan cepat, cekatan dan menyeluruh menata lagi kondisi tersebut. Jalan keluar yang baik harus ditempuh oleh perusahaan, dalam memandang keberadaan karyawan

Perusahaan harus merubah cara pandang dalam melihat karyawan. Karyawan harus ditempatkan sebagai Asset. Untuk itu, merawat keberadaan karyawan, memelihara karyawan, memdidik karyawan dengan meningkatkan kompetensinya, menjadi sebuah terobosan yang harus diambil sedini mungkin.

Senin, 24 Mei 2010

KETIKA CENTURY BREAK EVEN POINT

Hingar bingar panggung poltik tanah air akhir-akhir ini semakin senyap, tidak seperti saat anggota DPR yang terhormat, begitu getol dan garang menyelidiki kasus Bank Century. Dua pejabat negara yang dijadikan bidikan anggota pansus century tersebut, yaitu Boediono (Gubernur Bank Indoensia saat itu) dan Sri Mulyani (Menteri Keuangan).

Dan hasilnya sesuai harapan anggota DPR yaitu Boediono dan Sri Mulyani harus bertanggung jawab. Sebuah hasil yang memang seakan-akan sudah ada sebelum hasil pansus disimpilkan. Kedua tokoh tersebut dinilai lalai dalam menerapkan kebijakan bail outbnamk century yang merugikan negara.

Kedua tokoh tersebut menjadi bulan-bulanan anggota dewan dan sebagian masyarakat yang memang tidak sealiran dalam konteks pengelolaan perekonomian negara yang menurut mereka cendurung liberal. Pertarungan konsep mazhab ekonomipun menjadi semakin menghiasi media masa di tanah air.

Sebagai ilmuwan, ekonom, dan profesional, kedua tokoh tersebut telah dengan jelas, terang benderang dan dengan penuh resiko disertai keteguhan inteletualnya, membuat kebijakan bail out saat itu sudah dalam batas kepatutatn dan kaidah untuk menyelamatkan perekonomian bangsa dan negara, yang mana perekonomian dunia saat itu sedang dalam krisis.

Namun, anggota dewan, pers, para ekoonom, pengamat tidak serta merta menyetujui argumentasi kedua tokoh tersebut. Disaat yang bersamaan, partai politik pendukung koalisi, terpecah antara mendukung dan tidak mendukung kebijakan kedua ekonom tersebut. Sementara itu, partai demokrat, sebagai partai yang sedang berkuasa, dan presiden SBY sebagai ketua dewan pembina partai demokrat, seakan tidak dapat memebri dukungan penuh kepada kebijakan kedua profesioanl tersebut.

Jadilah Sri Mulyani berjalan dan bertahan sendiri dari gempuran para penentang kebijakan bail out bank century tersebut. Partai oposisi, ekonom yang berseberangan dengan kedua tokoh terebut, pengamat, pers dan juag sebagian masyarakat, secara bersama-sama dan bersatu padu menentang kebijakan tersebut. Dan tuntutan yang semakin menggelinding adalah agar kedua tokoh tersebut harus mundur dari jabatannya, supaya proses peneylidikannya berjalan dengan lancar.

Ditengah hiruk pikuk persoalan tersebut, tiba-tiba Sri Mulyani dianggkat menjadi salah satu Direktur di Bank Dunia. Berbagai macam spekulasi dan wacana langsung berseliweran menghiasi media masa. Ada yang menukung langkah dari Sri Mulyani, adapula yang mencibir.

Namun ada yang menarik dari langkah Sri Mulyani tersebut, bahwa dengan serta merta salah satu petinggi partai golkar menyatakan bahwa kasus century akan dipetieskan. Artinya hak menyatakan pendapat dari anggota dewan tidak lagi menjadi sebuah langkah yang harus diambil untuk menyelidiki kasus bank century ini.

Berbagai kritikanpun muncul, bahwa target golkar ternyata hanya untuk menyingkirkan Sri Mulyani, yang dikenal pernah bermasalah dengan Aburizal Bakrie, sebagai ketua umum golkar saat ini. Kritikan ini menjadi semakin nampak kebenaranya, disaat Sri Mulyani memberikan kuliah umum menjelang pergantiannya, bahwa warna perpolitikan indonesia sekarang telah menjadi sebuah ajang perkawinan antar penguasa dan pengusaha, yang dalam bahsa para pengamat yaitu kartel politik. Dan lagi-lagi Sri Mulyani sebelumnya pernah mengatakan bahwa jangan mengorbankan anak buah. Sebuah curahan hati yang secara kasat mata dapat disimpulkan bahwa Sri Mulyani memang dikorbankan dalam kasus bail out cebtury ini.

Sri Mulyanipun sudah diganti dan akan menjadi salah seorang Direktur di bank dunia, sebuah jabatan yang sungguh prestisius, dan golkar dengan segala argumentasinya tidak lagi akan memperpanjang kasus bank century. Kasus bank century pun sudah berada pada kurva Break Even Point (BEP). Bagaimana nasib kasus - kasus lain selanjutnya akan sangat tergantung kepentingan apa yang akan dimainkan oleh para anggota dewan yang sangat terhormat tersebut serta sebanyak apa keuntungan yang direngkuh oleh penguasa, pengusaha, elit partai politik dan para petualan-petualang politik negri ini. Dan pasti kredonya semua sama, yaitu demi kepentingan bangsa dan negara, untuk kesejahteraan rakyat banyak. Sebuah selogan yang sungguh naif dan memuakan.