Selasa, 25 Mei 2010

KARYAWAN dan MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN


Maju dan berkembangnya sebuah perusahaan, tidak lagi hanya tergantung pada pemilik modal, manajemen maupun infrastruktur perusahaan. Salah satu faktor yang menentukan maju dan berkembangnya perusahan adalah karyawan.

Dalam beberapa kasus (perusahaan), karyawan kadang dianggap sebagai bagian yang tidak terlalu penting. Karyawan bahkan ditempatkan sebagai beban yang dapat menimbulkan biaya yang tidak perlu bagi perusahaan. Akibatnya, perusahaan menjadi sangat sensitif terhadap keberadaan karyawan apalagi berusaha untuk meningkatkan kompetensi karyawan.

Perusahaan kadang enggan meningkatkan kapasitas atau kompetensi karyawan, karena dianggap hanya akan membuang-buang biaya perusahaan yang tidak perlu. Perusahaan tidak lagi menganggap bahwa meningkatkan kompetensi karyawan berarti akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Dalam kasus lain, karena karyawan bukan lagi dianggap sebagai asset perusahaan, maka perusahaan tidak lagi terlalu mempertimbangkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Perusahaan tidak terlalu empati terhadap keluar masuknya karyawan. Ditambah lagi dengan kondisi sosiologis masyarakat pencari kerja di Indonesia yang jumlahnya kian tahun kian bertambah(jumlah pengangguran yang semakin bertambah), menjadi pembenaran bagi perusahaan untuk tidak mau secara matang mempertahankan seorang karyawan, jika karyawan tersebut hendak resign.

Anggapan perusahaan bahwa pencari kerja jumlahnya berlipat jika dibandingkan dengan seorang karyawan hendak resign. Kasus-kasus diatas sebenarnya cerminan sebuah kebijakan yang gagal dari perusahaan. Perusahaan salah dalam menempatkan karyawan.

Dalam konteks Change Manajemen (Manajemen Perubahan), karyawan merupakan salah satu faktor penentu dalam mengukur maju mundurnya sebuah perusahaaan. Keberadaan karyawan bukan lagi sebagai beban atau komponen biaya, tetapi sebagai asset.

Adalah menjadi sebuah kerugian bagi sebuah perusahaan, jika seorang karyawan mengundurkan diri atau resign. Apalagi jika perputaran karyawan atau turn offer karena resign prosentasenya menjadi sangat tinggi. Perusahaan berada dalam kondisi tidak stabil, jika misalnya setiap bulan ada saja karyawan yang resign. Berarti ada yang salah dari manajemen perusahaan dalam mengelola karyawan dan perusahaannya secara keseluruhan.

Dalam melihat kondisi tersebut, perusahaan harus lebih mawas diri dan wise, dalam melihat persoalan tersebut. Perusahaan harus dengan cepat, cekatan dan menyeluruh menata lagi kondisi tersebut. Jalan keluar yang baik harus ditempuh oleh perusahaan, dalam memandang keberadaan karyawan

Perusahaan harus merubah cara pandang dalam melihat karyawan. Karyawan harus ditempatkan sebagai Asset. Untuk itu, merawat keberadaan karyawan, memelihara karyawan, memdidik karyawan dengan meningkatkan kompetensinya, menjadi sebuah terobosan yang harus diambil sedini mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar